Sang fatamorgana
Siang ini bernostalgia
Kala ia bernama kabut
Dingin, tak pernah disebut

Gejala optis pada permukaan panas

Tak dianggap

Tak penting juga dibahas 

Diatas mobil berkilap

Bertemankan asap bringas

Kau pikir ia khayal, tapi ia ada

Ya, ia tak bisa dicapai

Namun ia disini

Acuhkanlah ia

Hingga panas menggerogoti diri

Dalam peluhmu atau macetmu

Akan kau lihat bak genangan air

Yang dengan melihatnya buatmu ragu

Akan keberadaannya, walau kabur

Sesal akan menatap dalam bilur

Hanya ratap yang dapat membalur

Jika semua yang kau rasa kabur

Atau akan hancur

Itu hanya refleksi dari ketakutan diri

Semua pikirmu hanya ilusi

Padahal yang nyata

Adalah kita