Dua Fragmen Saban Hari

9:33 AM

#1
"Di jeda yang tanpa
di sudut yang hampa
air matamu enggan ku seka"

Ragam maki tak kau lemparkan padaku
Mungkin demi rapuhku yang kau malas saksikan
serta tangis yang enggan aku sudahi 

Punggungmu yang semalaman kau tayangkan
serta keengganan yang kusaksikan dan buatku uring-uringan
menjadi batas penjelas antara kamu yang malas 
dan aku yang cemas

Esoknya aku sarapan tidakmu
yang kau tangkup bersama selai kacang dan keju
sungguh aku lebih memilih kelaparan dan langsung makan siang

#2 
"Selama nafasmu masih mengudara dan nadimu masih bersuara
sungguh tak sudi kubiarkan kau membentur bilur
hancur tak beralur"

Aku sungguh heran 
bisa-bisanya kamu masih enggan lupa ingatkan aku minum obat
dan selalu bertingkah seperti manisan ketika sempat

Mengundang tawaku selagi kau sadar mulai pudar
Atau sekedar mencemoohku ketika aku tampak melebar
Berani kemari, ke aku
tanpa samar
Dari matamu 
tanpa malu
terlihat
akan jiwaku
kamu masih lapar


Terima kasih telah hidup dan selalu menjadi secangkir teh celup;
tidak terlalu manis
tidak juga hambar
cukup saja


You Might Also Like

0 comments

Instagram

farahayuf