Jakarta, barusan saja
9:01 AMJakarta, barusan saja
I.
Lagi,
gerimis membasahi sekujur tubuh
yang tak lagi bisa kau sentuh
dan aku hanya bisa merengkuh
Tangis yang kuredam sejak saban hari
Akhirnya datang lagi
Lagi,
dan lagi
II.
Janji yang kau beri
tak lagi amat berarti
buktinya; kau malah lari
aku berdiam diri menikmati janji
yang bahkan kau sendiri tak akan tepati — bahkan tak ingat lagi
Yang dengan sepihak kau sudahi
III.
Perihal rindu yang sekarang ini hanya bisa aku bendung
— sembari berharap tidak lagi mendung
dan selalu berkabung
— selalu aku simpan di hari sabtu
yang waktu itu tak kemayu
dan lagi abu-abu
IV.
Aku bersimpuh di pusara
bertuliskan kita
Sembari mengubur cerita-cerita
sebuah fakta
yang sebagian punyamu adalah dusta
yang sebagian punyamu adalah dusta
V.
Maaf,
Beribu maaf hanya bisa kutelan secara sadar
sembari mengingat bahwa aku ini hingar-bingar
Aku; yang tak bisa lagi kau aku,
dengan ragu-ragu
VI.
Entah apalagi yang harus ku muntahkan
Selain maaf yang melelahkan
dan kebingungan yang menjengahkan
Aku tidak tahu!
VII.
Harapan yang masih bersemayam
di dada yang terlanjur sakit
selepas kau hembuskan mantra barang sebait
Luka yang terlanjur terungkit
kini tak lagi dapat terjahit
Kamu
terlalu
rumit
0 comments